Sinama# express Padang - Payakumbuh

Beberapa orang dekat pernah ngomong kayak gini

"Ut, kisah hidupmu itu aneh semua ya"

Ya benar, kisah hidupku terbilang aneh semua dan mungkin kelihatan konyol kalau semuanya ku tuangkan disini. Tapi begitulah, setiap momen dihidup pasti meninggalkan jejak yang namanya "PELAJARAN HIDUP"

Tapi aku mendapatkan life lessons itu dengan cara yang unik, mungkin itu sudah jalan takdir.
Oke kali ini aku ingin membagi sebuah pelajaran bagi kalian, terutama MAHASISWA yang punya uang pas-pas an dan ingin pulang kampung atau travelling

Sebenarnya ini kisah udah lama banget, dua tahun yang lalu di Bulan Oktober.

Waktu itu, disore hari yang cerah...
4pm.
Hari jum'at adalah hari yang penuh dengan berkah dan kebahagian, ya benar, apalagi bagi para mahasiswa yang berkuliah, pada hari itu mereka akan cenderung untuk pulang kampung melepas rindu dan penat bertemu dengan orang tua. Begitu juga dengan ku.
Sore itu dengan sangat bersemangat aku berkemas dari kosan Jatirawang no.34 Padang Timur Sumatera Barat (bagi yang mau nganter paket/hadiah bisa kesini) menuju Bukittinggi kota kelahiran.
Awalnya pengen sendirian aja pulkam nya, tapi ada teman sekampus yang ngajak bareng pergi abis asharan, yaudah aku ikut aja.
Tujuan pulang kampung sebenarnya mau jemput koper karna ada perjalanan panjang minggu besoknya dan kedua karna jajan satu minggu udah tinggal 30 ribu dan itu pas buat ongkos.
Rincian ongkos :
Jati - Damar (4rb), Damar - Po.Sinama# (4rb), Padang - Bukittinggi (20rb) sisa 2 rb untuk beli pergedel di Pd.Panjang (rencana)
Oke lah, perhitungan yang sangat pas.
"Ut kita naik apaan ke Bkt?" (tanya ica)
"Sinama# aja deh, gimna?"
"Jangan sinama#, a#s aja gimna full ac..." (seru dedek)
"Jangan AC, aku ga kuat pake AC, ntar flatus flatus dan muntah-muntah, naik sinama# aja, ga pake AC, pake AC alami lebih nyaman...."
"Yaudah deh, kami ngkut uut ajaaaa"

oke, akhirnya kami memutuskan naik Sinama#. Sore itu penumpang padet, karena banyak banget mahasiswa yang mau pulkam juga seperti kami. Dan akhirnya dapet kursi bagian belakang, kami duduk bertiga disana, diujungnya ada cowok seumuran kami, jadi bangku belakang full 4 orang.
Aku duduk disudut kanan dekat ama jendela. Yeay dapet angin sembriwinggg.... Nggak bakal takut ntar kalo mual atau muntah, hahaha

5 pm, bus Sinama# berangkat menuju Payakumbuh pastinya lewat Bukittinggi dengan penumpang full.

Rencana mau tiduran diperjalanan, eh busnya malah ngebut banget. --"
Dengan kecepatan seperti ini, pasti nyampe Bukittinggi tembus 2 jam, yang biasanya dengan kecepatan normal waktu tempuhnya 3-4 jam.

Tapi ini kecepatannya menyaingi kecepatan kereta api yang lagi lewat membelah kota Padang sore itu. (nggak lebai, ini beneran)
Aku bersama penumpang lain terombang ambing kesana kemari, ada yang kepalanya kejedot ke jendela (termasuk aku) yang tengah didera kantuk.

Akhirnya kecepatan kereta api tak tersaingi lagi karena bus Sinama# dicegat oleh seorang pengamen. Muda, tinggi, kulit hitam legam dengan setelan denim yang sudah agak pudar dan koyak dibagian tertentu. Dia menyandang sebuah gitar coklat yang sudah terlihat lusuh.

Memberi kata sambutan sepatah dua patah, lalu memulai lagunya dengan lagu Minang.
Bait pertama, kedua aman.
Bait ketiga agak tersendat. (karena rem mendadak)
Bait keempat tersendat (karena supir sangat bersemangat memacu kendaraan)
Bait kelima berhenti. (sang pengamen terjatuh kearah penumpang dihadapannya)
Uda pengamen sangat kelihatan kesal dengan tingkah supir ugal-ugalan itu dan di berkata
"Baranti da!!! *berhenti uda
Sreeeetttt
Bus berhenti seketika dan pengamen itu turun dengan wajah sangat kesal
"Oi da! haragoilah urang mancari pitih lo ko mah!" *hei uda, hargailah saya, saya juga cari uang ini!

Tapi, sang sopir tak peduli dan tetap memacu kendaran secepat mungkin walaupun jalanan PDG-BKT padet merayap buangettt

Aku sebenarnya juga kesel sih sama ni sopir, ugal-ugalan bangetm udah tau macet ttp aja nerobos sekehendaknya, tapi karena takut negur aku ama temen-temen diam aja sambil berdo'a supaya ttp baik baik aja sampai Bkt.

Diwilayah Lubuak Aluang (seperempat jalan menuju BKT) jalan didominasi dengan bus bus besar serta truk, otomatis jalanan agak tersendat. Tapi karena supir Sinama# ini adrenalinnya sangat tinggi, ia tetap memacu mobil dengan kecepatan tinggi sambil menyalip, menikung mobil yang lain. (bagi ang pernah ditikung jangan baper)

Sreeeet, disaat yang bersamaan, melaju dari arah berlawanan sebuah sepeda motor yang juga dengan kecepatan tinggi. Sepeda motor ini kaget karena ada bus Sinama# yang menyalip dengan kecepatan tinggi secara tiba-tiba dan beruntung mereka masih bisa mengelakkan kecelakaan. Hanya kira-kira satu meter lagi, pasti akan terjadi kecelakaan hebat antara Sinama# dan sepeda motor. Tapi alhamdulillah itu bisa dihindarkan.

Aku sempat melihat penumpang sepeda motor marah dan mengeluarkan kata-kata kotor penuh hujatan kepada supir Sinama#, tetapi, supir tak menggubris dan parahnya ia TETAP memacu bus dengan kecepatan penuh. HAAA LUAR BIASAA

Penumpang yang lain (ibu-ibu) sudah mengingatkan agar diperlambat kecepatannya, tapi ia tetap tak mendengar. Aku hanya bisa menggeleng2 dan berzikir.

Tetapi anehnya, bus semakin dipacu kencang dan aku merasakan ada hal yang tidak beres. Perasaan ini ngga enak, apalagi setelah kejadian hampir menyerempet sepeda motor.

Karena feeling seorang wanita, aku otomatis menoleh ke arah belakang, melihat keadaan jalanan dibelakang. APA yang aku dapatkan???


Si sepeda motor itu balik mengejar bus kami, bus Sinama# dengan kecepatan tinggi, dengan penumpangnya yang tengah berdiri dibelakang yang memasang wajah garang, kesal, penuh emosi (aku bisa melihat dari matanya) dan membawa sebongkah batu, bukan batu berlian, tapi batu yang besar sebesar kepala anak bayi. WEW!!!! APA-APAAN INI.

Refleks, aku menutup jendela disebelah ku dan mengumumkan kepada para penumpang dengan suara sedikit gemetar
"UDA UNI TUTUIK JENDELA TU KUNCI SADOLAH PINTU, NYO BAWOK BATU GADANG!!!" *uda uni tutup jendelanya dan kunci seluruh pintu, dia bawa batu gede"

Ada yang panik ada yang melaksanakan perintahku, aku tak peduli, yang penting sudah kuumumkan untuk keselamatan penumpang lain, dan kalian tahu apa yang kulakukan bersama kedua teman ku?

Jongkok dibawah kursi sambil melindungi kepala dengan tas sembari berzikir.

Selang beberapa detik kemudian, terdengar dentuman keras dari jendela ku, mafia itu (begitu aku memanggil kedua pemuda bermotor itu) berusaha memecahkan kaca sebelah kanan, tepat ditempat aku duduk.

Seketika berhenti, tapi terdengar lagi dentuman yang keras dibagian kiri disertai dengan suara pecahan kaca, YES, kaca sebelah kiri belakang (tempat uda seleret kami) pecah seketika diiringi dengan pecahnya pekikan ibu-ibu, uni-uni yang panik. Uda itu terlihat tenang sambil membersihkan serpihat kaca dari pakaiannya, sepertinya ia tak terluka

Aku termangu dan mendengar dengan seksama apa yang tengah terjadi dari bawah tpt duduk. Bukannya camen, tapi takut nanti tiba-tiba para mafia itu muncul dengan wajah garangnya dari jendelaku --"

Mobil tetap bergerak cepat, dan adegan selanjutnya mengingatkan ku kepada film film action barat atau chenai express (india . bintang sh. khan hahaha)

Dengan latar belakang persawahan dihiasi dengan sunset yang tengah indah-indahnya, tiba-tiba salah satu pintu penumpang terbuka, dibuka oleh salah satu mafia yang berusaha mensabotase bus.

"Ih, uni yang disana budeg ya, udah dibilang pintunya dikunci malah ga dikunci, pas mafianya masuk malah teriak kejang"

Aku yang sempat bangkit dari tempat duduk waktu itu sempat terpana dengan aksi mafia yang mulai memasuki bus, namun supir ini sangat lihai, ia membanting stir kearah kanan dan membuat mafia itu terlempar keluar. Tapi hal yang ngga masuk akal, mafia itu selamat tak terjatuh keaspal, malah kembali naik ke motor yang tengah dibawa oleh seorang bapak-bapak.

Misi pertama gagal.

motor itu tertinggal jauh dibelakang, ada dua kemungkinan
Babang lelah, atau babang punya strategi lain untuk mengejarmu dedek.

Tiba2 aku melihat mereka kembali lagi dengan tatapan buas. hahaha.
Sekarang mereka tampil beda, yang membawa motor adalah mafia yang lebih muda, mungkin mafia yang tua sudah lelah, jadi mereka berpindah posisi. Kali ini bus tak bisa mengelak lagi.

Dengan tiba-tiba, pintu depan terbuka, dan uni-uni yang duduk disana berteriak kejang dan menangis.
Wuiiiihh, suara dibus riuh, ada yang berteriak sambil menangis
"pak baranti lah lai pak, barantian oto koooo!!!" *berhentikan mobil ini
tapi mafia itu tetap ngga berhasil mengambil alih bus.

Supir semakin gila, memacu kendaraannya dengan kencang.

tiba-tiba

Bruuk

Kaca depan pecah dan melukai supir. Mafia itu semakin gila juga, misinya terlihat berhasil dan menghadang bus sehingga bus berhenti dengan rem dadakan.

setiap tubuh penumpang terdorong kedepan, dan otomatis semua penumpang keluar dari bus dengan berdesak-desakan. Semua terlihat pucat, ada yang pingsan ditepi rel kereta api Padang-Pariaman, adapula yang menangis, ada yang berzikir, ada yang melongo pucat pasi sambil memeluk tas (itu aku T,T)

"Uut, duduklah dulu ut, ut pucat, mau minum?" tawar ica

"ha? ngga ca, aku cuma ngga tau mau ngapain, ini amazing banget, mau nangis ngga bisa, mau ketawa dikira orang aneh, ya jadinya gini kaya orang bego menung ditepi rel" ica dan dedek tertawa melihat ekspresi aneh ku, dan lanjut berzikir membaca alma'tsurat

"Ut, kalo uut ngga ngomong tadi mereka bawa batu mungkin banyak penumpang yang terluka" ujar dedek

"Feeling seorang wanita dek, hahaha"

ya, kami diturunkan ditepi jalan, direl kereta api. merana seperti penumpang terlantar.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7pm, kami berncana untuk naik armada lain, tapi gagal, semua bus dan travel liar maupun resmi jurusan Padang-Bukittinggi full, tak bersisa sedikitpun. Aku menelpon ibu, beliau cemas, tapi aku hanya bisaketawa menertawai nasib karena kejadian ini langka dan amazing banget. Ditelantarkan ditepi rel, dengan keadaan perut laper, tubuh lelah dan uang cuma tinggal dua ribu. Beruntung, aku pulang bersama Ica dan Dedek, yang bawa uang lebih yang bisa kupinjam.

Bersyukur, di jam 9 malam, masih di lubuak aluang, kami mendapatkan travel jurusan Bukittinggi. Awalnya supirnya baik, tapi ujung-ujungnya malah curhat

"Mahasiswa ini banyak yan sombong, kalo naik di UNP, ditanyain ke Bukit dek, Bukit, Bukit, lengah gitu aja, ngga respon apa-apa, kalo udah kayak gini, butuh kan travel kayak gini... blablablabla dengan kalimat2 yang ngga enak didengar.

Lankah teraman, tutup telinga, sok sok senyum dan angguk angguk aja, yang terpenting adalah selamat nyampe rumah hahaha.

Gimana? Dapet ngga inti cerita dari kisah aneh ini?

Moral valuenya : KALO ADA PERJALANAN JANGAN BAWA UANG PAS-PAS AN, KARENA KITA NGGA TAU KERASNYA HIDUP KAWAN!

Ya, untuk mendapatkan quote sebaris itu, aku harus menyaksikan secara langsung bagaimana sebenarnya pertarungan mafia mensabotase sebuah hal dikehidupan nyata. Sungguh berat hidup menjadi mafia, pertarungan nya mengorbankan nyawa, begitu juga mafia hati, eaaa

Oke, itu kisah kali ini, semoga terhibur dan dapet pelajaran teman, terutama untuk MAHASISWA berkantong tipis yang sok-sok an pengen pulang kampung hahaha.

See you, jangan lupa kunjungi, facebook, ig, dan youtube kami :)

Utary



Komentar

Postingan Populer